PROSES PEMBUATAN KAIN DARI KAPAS
SAMPAI KE BAJU YANG KITA PAKAI
Seperti yang telah
kita ketahui, bahan baku utama untuk membuat kaos baik t-shirt maupun polo
shirt adalah kain katun. Sedangkan bahan untuk membuat kain katun adalah kapas
dan polyester. Selama ini Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan akan kapas
dari dalam negeri, sehingga masih mendatangkan dari luar negeri. Negara yang
banyak memproduksi kapas adalah Cina, India, dan Pakistan.
Untuk membuat kaos,
t-shirt, dan kaos polo, atau polo shirt, dimulai dari bahan baku yang paling
dasar yaitu kapas. Dari kapas proses selanjutnya untuk membuat kain kaos
disebut proses pemintalan atau didalam industri tekstil biasa disebut dengan
proses spinning. Proses spinning
yakni proses mengolah kapas atau polyester menjadi benang.
Setelah proses
pemintalan atau spinning, maka hasilnya adalah
benang. Benang hasil pemintalan ini akan masuk ke proses berikutnya yang
disebut soft winder. Soft
winder adalah proses penggulungan benang hasil dari
pemintalan.
Benang yang telah
digulung melalui proses soft winder, akan
masuk ke proses pencelupan benang. Tujuannya adalah untuk memberi warna pada
benang sebelum ditenun menjadi kain. Jadi warna dari kain itu berasal dari
proses pencelupan benang ini. Setelah proses pencelupan benang selesai kemudian
benang dikeringkan.
Proses selanjutnya
setelah pencelupan atau pewarnaan pada benang adalah proses weaving.
Weaving biasa disebut juga proses penenunan,
yaitu proses mengolah benang menjadi kain. Sebelum masuk ke proses penenunan
atau weaving, benang perlu dipersiapkan
terlebih dahulu. Proses ini, mempersiapkan benang hingga terbentuk anyaman
benang yang siap masuk ke mesin tenun. Setelah itu baru masuk ke proses dalam
proses weaving atau penenunan.
Setelah proses penenunan
selesai maka hasilnya adalah lembaran-lembaran kain. Kain-kain dari hasil mesin
tenun ini kemudian masuk ke proses pemeriksaan atau disebut Shiage.
Di proses ini kain akan dicek dan ditentukan gradenya. Bila dari pemeriksaan
ditemukan kecacatan maka kain dikirim ke bagian perbaikan. Di proses ini juga
dilakukan proses klasifikasi kain sesuai dengan jenisnya. Untuk jenis t-shirt
biasanya hasilnya berupa bahan cotton carded, cotton combed, atau Teteron
Cotton. Sementara untuk polo shirt, biasanya terbuat dari jenis cotton pique
yang berpori-pori lebih besar.
Lulus dari proses
pemeriksaan atau Shiage. Kain akan masuk ke
proses pemolesan terhadap warna, penampilan dan pegangan (handling) disebut
dengan proses Dyeing. Proses ini merupakan
proses terakhir dari proses produksi, mulai dari pengolahan bahan baku kapas
atau polyester hingga menjadi kain.
Sebelum kain dikirim
ke pasaran ada proses terakhir yaitu proses penggulungan dan pengepakan kain
sesuai dengan pesanan dari pelanggan. Sampai tahap ini selesailah proses
produksi kain di pabrik.
Kemudian kain akan
dipasarkan ke pelanggan-pelanggan atau distributor dan pusat-pusat grosir kain.
Dari pusat-pusat grosir inilah bisanya industri garmen mendapatkan supply bahan
baku kain. Industri-industri garmen ini meliputi industri konveksi, sablon atau
percetakan hingga ke level industri rumah tangga.
Sampai di level
konveksi atau industri garment, kain-kain tersebut dipotong sesuai pola kaos
atau polo shirt. Setelah dipotong kain kaos kemudian dijahit, dan dikemas
sampai menjadi produk akhir seperti t-shirt, atau polo shirt.
Industri garmen atau
tekstil mulai dari hulu hingga hilir seperti disebut diatas saling memiliki
ketergantungan. Sehingga sangat diperlukan stabilitas pasokan bahan baku dan
harga agar industri garmen ini tetap tumbuh dan berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar